Perayaan Cap Go Meh yang dirayakan masyarakat Tionghoa di Jalan Gadjah Mada, Pontianak, Kalimantan Barat, sangat meriah. Puluhan ribu orang memadati jalan untuk melihat peragaan beberapa naga dari 23 yayasan di Kota Pontianak.
Tidak saja peragaan naga dari etnis Tionghoa, beberapa etnis seperti Melayu, Madura, Dayak, dan beberapa adat lainnya, juga mempersembahkan kesenian masing-masing. Acara ini digelar oleh Yayasan Bhakti Suci Pontianak.
Perkumpulan perempuan Adat Dayak Kalbar yang di ketuai mantan anggota DPRD Kalbar, Khatarina Lies, menampilkan tarian khas Dayak dan memainkan alat musik Sape. Perkumpulan masyarakat Batak juga tak ketinggalan, mereka menarikan Tor-tor yang diikuti pula oleh Ketua Yayasan Bhakti Suci, The Yu Sia di atas panggung bersama Rihard Silalahi, Ketua Paguyuban Batak di Pontianak.
Tak ketinggalan, saat para naga beraksi, sesekali Wakil Gubernur memberikan angpao kepada naga yang membelalakkan mata karena panjang dan warna naga yang berwarna-warni.
Cap Go Meh merupakan kemeriahan melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap =10, Go=5, Meh=malam). Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut.
Perayaan ini dimeriahkan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan, Cap Go Meh dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika para perempuan yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut, suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia.
Sementara di Kalbar, khususnya di Pontianak, berbagai macam atraksi dan festival dilakukan. Kemeriahan dibalut dengan keberagaman etnis memeriahkan Cap Go Meh dirasakan manfaatnya oleh Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sandjaya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji dan Forkominda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) seperti Ketua DPRD Kalbar, Hartono Azas; Danrem XII 121 ABW, Toto Rinanto; dan beberapa tokoh masyarakat seperti Sekretaris DAD Kalbar, Yakobus Kumis dan Ibrahim Banson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar