Dalam kurun waktu tahun 60-an sampai tahun 80-an di Kelurahan Sui. Jawi Pontianak pernah berkiprah empat orang ulama yang sangat terkenal, disegani dan menjadi panutan masyarakat. Selama hidupnya beliau-beliau tersebut banyak menghabiskan waktunya dalam mengayomi umat, bertabligh dan mengajar berbagai ilmu islam seperti fiqih, tasawuf, tafsir, hadits dan sebagainya. Selain mengajar di kediamannya masing-masing mereka masih sering dijemput oleh masyarakat untuk bertabligh di luar kota Pontianak. Ulama yang dapat digolongkan arif billah (orang yang dekat dengan Allah) itu semuanya telah berplang kerahmatullah dengan meninggalkan kesan yang tak mungkin kita lupakan.
Ke empat ulama yang penulis maksudkan adalah : Ustadz H. Abdussyukur Badri, Ustadz H. Abdurrani Mahmud, Ustadz H. Azhari Djamaluddin dan Syech Saleh Al Haddad. Dibawah ini penulis nukilkan sekelemit kesan figur Ulama Kharismatik tersebut sebatas pandangnan dan pengalaman pribadi yang penulis miliki.
1. Ustadz H. Abdussyukur Badri
Beliau ini sering dipanggil dengan nama Ustadz H. Muchlis. Selama beliau bermukim di Kelurahan Sui. Jawi Dalam Pontianak sebagian waktunya dipergunakan untuk mengajar dan berdakwah keliling masjid dan Majelis Ta'lim. Dirumahnya diadakan juga pengajian pada malam-malam tertentu. Semasa beliau bermukim di Telok Pakedai (Kubu Raya), beliau sempat mengasuh Madrasah Diniyah Al Raudatuthalibin dan mengadakan kursus kilat guru agama dimana penulis pada masa itu masih di Sekolah Rakyat (SD) sempat mengenyam ilmunya sebelum pindah ke Pontianak melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah. Alhamdulillah setelah beliau hijrah ke Pontianak, penulis dapat berguru kembali walaupun tidak berbentuk pendidikan formal lagi. Di Pontianak, beliau mengajarkan Shalawat Dalailul Khairat, dimana penulis ikut pada angkatan pertama. Ustadz H. Muchlis tidak hanya mengajar dan berdakwah di Pontianak, bahkan sering dijemput untuk memberikan pelajaran diberbagai daerah di luar Kalbar. Salah seorang murid yang dekat dengannya pernah mengatakan bahwa beliau termasuk Ulama yang paling banyak muridnya di zamannya.
2. Ustadz H. Abdurrani Mahmud
Salah satu karya beliau yang popular adalah Jadwal Shalat Sepanjang Masa yang disusun berdasarkan ilmu hisab. Ditempat kediamannya beliau mendirikan majelis taklim dan mengajarkan ilmu dari berbagai Kitab. Disamping itu, beliau juga mengajar dan memimpin ilmu Tharikat yang sampai sekarang masih banyak penganutnya. Dimasa hidupnya beliau juga aktif mengajar dibeberapa perguruan Islam di Pontianak. Salah seorang tokoh Islam pernah mengatakan bahwa Ustadz H. Abdurrani Ulama ahli Hadist yang pernah ada di Indonesia dan sangat ahli dalam mengupas beberapa mazhab yang dianut masyarakat lain.
3. Ustadz Azhari Djamaluddin
Beliau bermukim di Jl. Prof. Dr. Hamka, Kelurahan Sui. Jawi Pontianak hingga akhir hayatnya. Surau Al Hamididn adalah tempat beliau mengajar setiap malam setelah shalat berjamaah. Ulama ini dikenal sebagai Ulama Fiqih dan tak jarang orang datang kerumahnya untuk menanyakan berbagai masalah yang sulit dipecahkan. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Pengadilan Agama. Disamping itu Beliau juga mengajar dibeberapa Perguruan Islam dan memberi kuliah di Fakultas Tarbiyah di Universitas Daya NAsional (sekarang UNTAN).
4. Syech Shaleh Al Haddad
Ulama ini dikenal masyarakat sangat keras cara menyampaikan tablighnya. Beliau tak segan mengeritik Pemerintah jika ada kebijakan yang dipandang bertentangan atau menyalahi ketentuan dalam Islam. Setiap sore beliau mengajar ilmu Tafsir di masjid dan mengajar dirumahnya. Orang mengatakan bahwa beliau itu hafal Quran (hafizh). Buktinya memang beliau saat berjalan kaki tak henti-hentinya mengaji (membaca ayat-ayat Al Quran) sepajang jalan dan berhenti sejenak kalaukita memberi salam kepada beliau. Bagi orang yang jarang mengikuti ceramahnya akan menemui sedikit kesulitan karena logat dan tata bahasa yang digunakan masih kental dengan bahasa Arab.
Demikianlah sekilas kenangan empat orang ulama yang pernah bermukim di Kelurahan Sungai Jawi Dalam Pontianak. tentu saja masih banyak kiprah beliau-beliau yang tak tersentuh dalam tulisan ini. Sebaliknya banyak lagi pengalaman dan kesan manis penulis selama bergaul, berguru dan berjamaah, mengkaji ilmu beliau-beliau dan bukan pula mengurai riwayat hidupnya.
Semoga Allah SWT. memberi ganjaran pahala kepada guru-guru kita, Amin.
Penulis : H. A. Rauf H.M. Ali
Gunung Poteng I No. 5 Pontianak
(0561) 748378
Tidak ada komentar:
Posting Komentar